Sejak tahun 2007, kebijakan pengadaan motor patroli yang menggunakan knalpot racing ramai diperbincangkan di Indonesia. Ada yang menentang keras kebijakan ini karena dianggap meresahkan warga dan melanggar aturan tentang kebisingan. Namun, sebagian orang juga melihat dengan positif bahwa penggunaan knalpot racing pada polisi dapat meningkatkan kinerja mereka dalam melakukan tugas keamanan.
Jadi, apakah motor polisi pakai knalpot racing sebenarnya menjadi solusi atau justru membuat masalah baru?
Kelebihan Penggunaan Knalpot Racing pada Motor Polisi
Meskipun terdapat kontroversi, tidak bisa dipungkiri bahwa penggunaan knalpot racing pada motor polisi memiliki banyak kelebihan, antara lain:
1. Meningkatkan Kecepatan
Penggunaan knalpot racing pada motor polisi memungkinkan kendaraan tersebut untuk mencapai kecepatan yang lebih tinggi. Hal ini menjadi penting saat mobil perlu mengejar pelaku kejahatan yang melarikan diri. Dibandingkan dengan knalpot standar, knalpot racing dapat merangsang performa mesin dengan keluaran tenaga yang lebih besar dan suara knalpot yang lebih bising.
2. Menjadi Atraksi Tersendiri
Kendaraan polisi yang menggunakan knalpot racing menjadi atraksi tersendiri bagi masyarakat. Ini bisa memberikan efek yang positif, yaitu dapat meningkatkan rasa kepercayaan dan keterikatan masyarakat dengan kepolisian.
3. Menghemat Waktu
Dengan kecepatan yang lebih tinggi, motor patroli dengan knalpot racing dapat menjangkau tempat kejadian dengan cepat. Hal ini akan memperkecil kemungkinan kerugian baik dari segi materi maupun manusia.
Kerugian Penggunaan Knalpot Racing pada Motor Polisi
Meski memiliki kelebihan, tentu saja penggunaan knalpot racing pada motor polisi juga memiliki kerugian. Berikut beberapa di antaranya:
1. Menimbulkan Kebisingan yang Tidak Pantas
Suara knalpot motor polisi dengan knalpot racing bisa sangat bising. Kebisingan inilah yang kerap dijadikan alasan oleh warga untuk menentang penggunaan motor patroli tersebut. Warga yang tinggal di sekitar pinggir jalan bisa merasa terganggu dengan suara bising tersebut. Hal ini dapat menurunkan kenyamanan warga sekitar serta mengganggu aktivitas dan rasa aman.
2. Implementasi Pemakaian Knalpot Tidak Selalu Sesuai Standar
Seringkali terdapat kasus dimana motor polisi dengan knalpot racing tidak sesuai standar. Salah satu contohnya adalah knalpot racing yang terlalu bising atau terlalu keras sehingga tidak memenuhi standar keselamatan. Ini tentu berbahaya bagi pengguna jalan raya.
3. Memperparah Kebiasaan Balap Liar
Penggunaan knalpot racing pada motor polisi dianggap oleh sebagian besar masyarakat sebagai kontradiktif dan mendorong tumbuhnya kebebasan untuk balap liar. Hal ini masih menjadi perdebatan hangat di masyarakat dunia modifikasi, balap liar, dan otomotif umumnya.
Kesimpulan
Penggunaan knalpot racing pada motor polisi sebagai sarana untuk melakukan tugas keamanan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain meningkatkan kecepatan motor patroli, menjadi atraksi tersendiri, serta menghemat waktu dalam penjagaan. Di sisi lain, penggunaan knalpot racing bisa sangat bising dan tidak masuk akal di tempat tertentu. Selain itu, tidak selalu setiap implementasi penggunaan knalpot racing pada motor polisi sesuai dengan standar dan memerlukan regulasi yang bakal lebih ketat. Terakhir, penggunaan knalpot racing pada motor polisi juga berpotensi memperparah kebiasaan balap liar di masyarakat.
Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi dan regulasi yang lebih ketat dan relevan dalam pelaksanaan penggunaan knalpot racing pada motor polisi. Tujuannya agar kebijakan yang diambil dapat lebih memperhatikan kenyamanan masyarakat serta keamanan dan keselamatan pengguna jalan raya.